Rabu, 04 Januari 2012

Makna Kalimat Metapesan Pria

Ternyata ada beberapa pria Indonesia yang sulit mengungkapkan isi hatinya secara langsung. Mereka pun jadi lebih senang menggunakan kalimat "bersayap" atau mempunyai arti ganda (metapesan) yang cukup memusingkan kepala Anda untuk mencari maknanya. Mengenai hal itu, psikolog Bondan Seno Prasetyadi menjelaskan penyebab pria begitu.

Menurutnya, bila dilihat berdasarkan pada latar belakang perkembangan gaya hidup dan teknologi, serta perubahan pola hidup yang serbacepat, semua itu berefek terhadap pola komunikasi. Tak heran bila pria pada akhirnya susah mengungkapkan isi hatinya dan mengubah pola komunikasinya dengan menerapkan kalimat "metapesan".

"Salah satu alasan mengapa pria berkalimat 'metapesan' dalam komunikasi sehari-hari, karena biasanya mereka selalu ingin menyenangkan orang lain. Selain itu juga tak lepas dari culture (budaya) bangsa Indonesia yang tidak asertif (tidak to the point),".

Tak hanya itu saja, lanjut Bondan, pria yang selalu berkomunikasi dengan kalimat "metapesan" berdasarkan budaya dapat disebabkan oleh anggapan bahwa kaum adam lebih vokal dibandingkan wanita.

"Dari sisi culture, pria lebih mayoritas karena itu mereka cenderung mengungkapkan segala sesuatu lebih dulu seperti saat mengungkapkan perasaan cinta. Hanya saja, bila dikaitkan dengan unsur budaya, ada beberapa pria yang mengungkapkan dengan kalimat metapesan," ucap psikolog lulusan Universitas Guna Dharma itu.

Ditambahkan olehnya, dalam komunikasi terdapat stimulus dan respon. Karena itu, harus tahu siapa yang menstimulus dan merespon. Karena kondisi itu, akhirnya pria banyak melakukan kalimat "metapesan" untuk meminimalisir konflik.

Meski demikian, menurut konsultan untuk SDM di beberapa perusahaan itu, harus melihat latar belakang pria berkalimat "metapesan". Karena kalau di dunia formal seperti dunia kerja, menggunakan kalimat "metapesan" itu tidak produktif. Jadi harus membedakan terlebih dahulu yang ditampilkan dalam sudut formal atau informal. Karena keduanya bisa berjalan beriringan.

"Kalau bicara mengenai dunia formal, maka bicara tentang grammer. Karena itu, tidak mungkin dalam sebuah pidato atau kondisi rapat bicara dengan kalimat 'metapesan'. Jadi, kalimat tersebut lebih banyak digunakan dalam kondisi informal," papar staf pengajar di Fakultas Hukum di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Pria berkalimat "metapesan", sambungnya, karena mereka tidak tahu kebutuhannya seperti apa. Tapi mereka hanya tahu keinginannya saja. "Dengan menerapkan komunikasi seperti itu, pria tersebut hanya ingin mewujudkan keinginannya," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar