Perasaan
kuat yang biasanya berkobar saat pertama kali kita membina hubungan
dengan pasangan biasanya akan mendorong kita untuk masuk ke dalam
keintiman secara otomatis. Sebab cinta memang memiliki sifat dasar yang
mempersatukan/ mengintimkan.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan pasang surutnya hubungan
kita dengan pasangan, maka tanpa sadar keintiman itu pun mulai pudar.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan jika ingin mengembangkan relasi
seksual yang hangat. Dan kita juga harus tetap berusaha memelihara
keintiman itu sehingga tidak sampai pudar. Berikut beberapa fakta
tentang keintiman seksual yang perlu Anda ketahui.
Memiliki momen pasang surut. Namun, kontak seksual yang konsisten dapat
menambah gairah, sehingga makin sering, maka makin terampil dan makin
menjadi kebutuhan.
Perubahan hormonal akibat usia atau penyakit turut berpengaruh terhadap
gairah seksual seseorang. Jadi mengertilah jika pasangan sedang
'bermasalah'.
Kebersamaan dalam orgasme terjadi sekali-sekali, bukan setiap kali.
Ritme kebutuhan seksual tiap pasangan pada umumnya tidak sama.
Ekspresi kepuasan seksual tiap pasangan pada umumnya tidak sama.
Sering kali masalah dalam keintiman seksual melatarbelakangi masalah lain dalam pernikahan.
Kejenuhan dalam pernikahan acapkali identik dengan kejenuhan dalam relasi seksual.
Keintiman seksual adalah akibat dari relasi pernikahan yang harmonis.
Dengan lain kata, konflik (terutama yang tak terselesaikan) adalah
pembunuh keintiman! Oleh karena itu, selesaikan konflik yang ada hingga
tuntas.
Keintiman seksual adalah akibat dari terpenuhinya kebutuhan pokok satu
sama lain. Suami merasa bahwa ia dapat 'mengatur' istrinya dan istri
merasa dianggap dan diperlakukan berharga oleh suami. Jadi, perlakukan
satu sama lain sebagai pribadi yang berharga dalam hidup Anda.
Pahamilah bahwa bagi kebanyakan pria, seks adalah pelepasan gairah
fisikal sedangkan bagi wanita, seks adalah perpanjangan gairah
emosional.
Itu sebabnya suami memerlukan ketertarikan fisikal, maka para istri,
rajinlah berdandan. Jagalah kebersihan dan wangi tubuh Anda!
Sedangkan istri membutuhkan ketertarikan emosional (seperti dikasihi,
dicintai, dimesrai, diperhatikan dan sebagainya). Bila suami Anda tak
mengerti tentang kenyataan ini, beritahukan dengan lembut.
Hadapi dan bicarakanlah penghalang relasi seksual yang utama yaitu
ketakutan! Suami takut performa sedangkan istri takut sakit. Ingat: Obat
penawar melawan ketakutan adalah rileks! Jadi, nikmatilah seks sebagai
kegiatan yang fun, bukan scary.
Konsep yang benar tentang seks adalah sebagai persembahan atau memberi
kepada pasangan karena Anda mencintainya, bukan demi kepuasan Anda
sendiri.
Jadi, bagi suami, seks bukanlah pemenuh kebutuhan biologis semata dan bagi istri, seks bukanlah imbalan untuk suami yang baik.
Seks juga berarti mempersembahkan yang terindah dari yang terintim.
Sehingga jika terjadi luka batiniah akibat pengkhianatan, maka hubungan
seks biasanya terganggu sebab reaksi alamiah dari pengkhianatan adalah
menjauh. Untuk sementara, berilah waktu bagi pasangan untuk menjauh.
Pihak yang melukai harus menunjukkan penyesalan dan pertobatan di luar
relasi seksual. Sebab pada umumnya seks menjadi wilayah terakhir (bukan
awal) dalam proses restorasi atau pemulihan hubungan. Jadi, selesaikan
dan rekatkan dulu aspek lain dalam relasi yang ada.
Untuk pihak yang terluka wajib memberi sedapatnya sedangkan pihak yang
melukai harus menerima apa adanya. Keluhan atau tuntutan hanya akan
memperkeruh suasana. Ingat: Pihak yang dilukai takut membiarkan diri
menikmati relasi seksual.
Ingatlah juga bahwa relasi seksual yang baik adalah salah satu pelindung
dari dosa. Jadi, lindungilah satu sama lain dari pencobaan 'jajan' di
luar! Berkatilah satu sama lain melalui relasi seksual yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar