Senin, 26 Maret 2012

Spa Miss V Bermanfaat?


Banyak perempuan beralih ke terapi herbal untuk perawatan organ intim, salah satunya dengan spa vagina yang konon bisa mengatasi keputihan dan bahkan mengencangkan kembali otot-otot vagina. Benarkah bermanfaat dan apa risikonya?

Spa vagina dilakukan dengan cara mengangkangi tungku panas dengan panci kecil di atasnya. Panci tersebut berisi ramuan herbal tertentu, yang dididihkan hingga menyemburkan uap dan wewangian ke sekitar organ intim perempuan. 

Herbal yang sering digunakan untuk spa vagina antara lain teh mugwort (Artemisia vulgaris). Herbal ini digunakan secara tradisional di Korea sejak ratusan tahun yang lalu dan saat ini penggunaannya juga populer di negara-negara barat.



Herbal ini diyakini bisa meredakan stres dan sakit kepala, menyeimbangkan kondisi hormonal dan menjaga kesehatan indung telur. Bahkan ada yang mengklaim uap mugwort bisa mengatasi infeksi saluran kemih, demam dan konstipasi atau susah buang air besar.

Sementar di Indonesia ramuan yang tak kalah populernya adalah ratus, yang antara lain terdiri dari bubuk kayu cendana dan akar klembak (Rheum officinale). Selain mengharumkan organ intim perempuan, uap ramuan ini diyakini bisa mengatasi keputihan.

Meski banyak yang meyakini khasiatnya, beberapa dokter masih menganggap terapi ini kurang terpercaya. Kenyataannya memang belum banyak penelitian ilmiah yang mengungkap manfaat sesungguhnya dari spa vagina.

Salah satu dokter yang meragukan khasiat spa vagina adalah Dr Manny Alvarez, ahli kandungan dari Hackensack University yang juga kontributor untuk Foxnews Health. Ia menilai klaim tentang manfaat uap herbal kadang-kadang berlebihan.

"Bagi saya kurang masuk akal jika uap rempah-rempah itu bisa menembus kulit vagina lalu meningkatkan kesuburan dan menyeimbangkan hormon," ungkapnya seperti dikutip dari Foxnews.

Menurut Dr Alvarez, uap panas justru berisiko menyebabkan iritasi vagina. Bahkan jika ada kondisi precancerous atau potensi kanker di daerah terebut, uap panas dapat meningkatkan risiko yang lebih berbahaya.

Pendapat senada juga disampaikan Dr Suzanne Gilberg-Lenz, dokter kandungan dari Beverly Hills Medical Group. Meski mengakui terapi itu bisa meningkatkan aliran darah, namun ia ragu jika manfaatnya benar-benar seperti yang digembar-gemborkan.

"Sebagian besar terapi semacam ini belum pernah melalui uji klinis sehingga tidak bisa sembarangan mengklaim manfaat sesungguhnya seperti apa, ungkap Dr Gilberg-Le

Tidak ada komentar:

Posting Komentar